#PROFIL #DESA #MATTIROWALIE #2018





Desa Mattirowalie merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah
administrasi Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi
Selatan. Menurut sejarah desa bahwa sebelum masuk dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) wilayah Desa Mattirowalie masuk dalam wilayah
Kerajaan Kalola yang dipimpin oleh Datu Kalola.
Adapun wilayah Kerajaan Kalola saat itu antara lain Mattirowalie,
Sogi, Abbanuang, Kalola, Minangatellue, dan Tangkoli. Kondisi
masyarakat pada kala itu masih mengenal hukum adat dan memiliki prinsip
“Tana Rigella” yakni tanah yang memiliki sistem sendiri (otonomi) yang
berarti bahwa masyarakatnya tidak tunduk pada Kerajaan Wajo dan Kerajaan
Luwu tapi dilindungi oleh kedua Kerajaan tersebut.
Kata “Rigella” berarti pohon kayu yang dikupas kulitnya atau
semacam di cangkok. Salah satu wujud dari otonomi tersebut dapat dilihat
dalam pengelolaan lahan pertanian yakni masyarakat mengikuti
aturan-aturan yang ada dalam buku “Tunrung Datu Kalola” yang telah
tentukan oleh pihak Kerajaan Kalola.
Pada zaman penjajahan sekitar tahun 1920-1930-an wilayah Kerajaan
Kalola menjadi Distrik Bawahan Kalola kemudian perkembangan berikutnya
Distrik Bawahan Kalola tersebut menjadi wanua Kalola. Pada masa ini,
sebagai daerah dengan potensi lahan pertanian yang luas maka masyarakat
mengelola wilayah pertanian secara bersama-sama (komunal) dan mengikuti
aturan-aturan yang ditetapkan secara bersama.
Hingga pada tahun 1930-1940-an, saat perang bergejolak melawan
Belanda, masyarakat mulai melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan
cara bergerilya yang dipimpin oleh Putra Datu Kalola yakni Datu Sulung
dan Andi Bau Werang.
Memasuki periode pasca kemerdekaan tepatnya antara tahun
1947-1949 terjadi kekosongan pemerintahan. Hal ini dipicu oleh karena
Datu Kalola pindah ke Sengkang seiring dengan masa peralihan sistem
kelembagaan pemerintahan di Indonesia dari kerajaan menjadi sebuah
daerah yang otonom dalam sistem kelembagaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ininnawa sabbarae

CANDI KIDAL

Tari Pembukaan 24 menari dari ISBI SulSel